PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengirim struktur atas (topside) Wellhead Platform M (WHP-M) dari Batam ke perairan Natuna, Kepulauan Riau, pada Senin, 7 Juli 2025. Pengiriman ini menandai penyelesaian tahap akhir pembangunan infrastruktur migas Proyek Terubuk.
Proyek Migas Rampung Sesuai Jadwal
Medco mengirim topside dari fasilitas fabrikasi Kabil. Mereka menyelesaikan seluruh proses pembangunan tepat waktu. Sebelumnya, tim sudah memasang bagian bawah (jacket) platform di lokasi pengeboran. Karena itu, struktur atas dapat langsung dikirim untuk proses instalasi.
“Kami kirim hari ini karena semua persiapan telah selesai. Setelah terhubung ke pipa, produksi bisa langsung dimulai,” ujar Ignatius Tenny Wibowo, SVP Offshore Asset Medco E&P Indonesia.
Fokus Dorong Ketahanan Energi Nasional
Medco terus memperkuat ketahanan energi Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, mereka membangun delapan platform lepas pantai. Tujuh platform berada di Natuna, sementara satu lainnya beroperasi di Jawa Timur.
“Natuna masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” tambah Tenny.
Produksi Migas Siap Ditingkatkan
Proyek ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga membawa dampak besar pada produksi nasional. Erwin Indrawan, Project Manager Medco E&P Indonesia, menjelaskan bahwa fabrikasi dimulai pada Desember 2024. Medco berhasil menyelesaikannya pada Juni 2025.
“Gabungan produksi dari platform L dan M menargetkan 60 juta kaki kubik gas dan 6.500 barel minyak per hari,” jelasnya.
Platform L saat ini sudah menghasilkan 4.000 barel minyak dan 12 juta kaki kubik gas per hari. Platform M akan menyuplai sisanya setelah instalasi rampung.
Gunakan Tenaga Kerja Lokal 100 Persen
Medco mempekerjakan sekitar 650 orang dalam proyek ini. Seluruhnya merupakan tenaga kerja Indonesia. Banyak dari mereka berasal dari Batam. Karena itu, proyek ini memperkuat kapasitas nasional dalam bidang fabrikasi migas.
Sebelumnya, banyak proyek sejenis masih bergantung pada tenaga kerja asing. Sekarang, SDM dalam negeri telah menunjukkan kemampuannya secara nyata.
Proses Pengiriman Dikawal Ketat
Pengiriman topside memakan waktu sekitar empat hari. Medco menggunakan tiga kapal tunda untuk pengawalan. Dua kapal mendampingi saat keluar dari selat, dan satu kapal tambahan mengawal saat masuk ke perairan terbuka.
Efisien dan Lebih Cepat dari Proyek Sebelumnya
Erwin menjelaskan bahwa tim menghadapi beberapa tantangan pada awal proyek. Meskipun begitu, mereka berhasil mempercepat pekerjaan. Pengalaman dari pembangunan platform L sangat membantu.
“Dulu, kami mulai dari nol. Sekarang, kami bisa menyelesaikan topside M dalam enam bulan. Itu satu bulan lebih cepat dari proyek sebelumnya,” ujarnya.
Dukung Target Produksi Nasional
Topside WHP-M menjadi bagian penting dari Proyek Terubuk. Proyek ini meliputi dua topside, dua jacket, 51 kilometer pipa bawah laut, serta modifikasi anjungan Belida DPP-A. Semua elemen tersebut dirancang untuk meningkatkan produksi migas nasional.
Platform L telah dikirim sejak April 2025. Medco berhasil mengaktifkannya dua bulan lebih cepat dari jadwal. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan langsung pengoperasian tersebut.
Platform M Siap Beroperasi Juli atau Agustus 2025
Tim hook-up and commissioning (HUC) sudah berada di lokasi. Mereka bergerak cepat untuk memastikan pemasangan berjalan aman dan efisien. Medco menargetkan platform M mulai beroperasi pada Juli atau Agustus 2025. Target ini lebih cepat dari rencana awal di bulan Oktober.
“Keselamatan menjadi prioritas utama. Proyek ini telah mencatat lebih dari satu juta jam kerja tanpa kecelakaan,” tegas Erwin.
Penulis : Yoga
Editor : Zalfi